Sabtu, 13 Oktober 2012

Sumber Belajar By Design By Utilization



SUMBER BELAJAR
BY DESIGN BY UTILIZATION


A.      Pengertian By Design By Utilization
Menurut AECT (Association of Educational Communication and Technology), sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa.
Ditinjau berdasarkan tujuan pembuatannya sumber belajar diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu sumber belajar resouces by design (sumber belajar yang dirancang) yaitu sumber belajar yang memang segaja dibuat untuk pembelajaran contohnya buku pelajaran, modul, program audio, trasparansi (OHT), koran dan majalah, CD pembelajaran, Alat peraga IPA dan IPS dan lain sebagainya.
Sedangkan jenis sumber belajar resouces by utilization (sumber belajar yang dimanfaatkan) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namum dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran contohnya pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, papan tulis yang berbentuk persegi panjang, kaca jendela (dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam percobaan sistem pernafasan), dan lain-lain.

B.       Fungsi-fungsi  Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai beikut :
1)        Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan mengurangi guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2)        Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisonal, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3)        Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, dengan cara perancangan program pembelajaran yang lebih sistemastis, efektif dan pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4)        Lebih memantapkan pembelajaran, dengan cara meningkatkan sumber belajar, penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

C.      Kriteria Sumber Belajar
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria yaitu sebagai berikut :
1.    Ekonomis, tidak harus terpatok dengan harga yang mahal.
2.    Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang rumit.
3.    Mudah, dekat dan tersedia di sekita lingkungan kita.
4.    Fleksibel, dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksional.
5.    Sesuai dengan tujuan mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

D.      Hasil Observasi di SD Negeri 23 OKU
A.    Profil  SD Negeri 23 OKU
Nama Sekolah             : SD Negeri 23 OKU
Alamat                        : Kelurahan Bindung Langit Kemelak
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu.      
SD Negeri 23 OKU yang berlokasi di Jl.A.Yani Kelurahan Kemelak Bindung Langit Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan jarak tempuh kurang lebih 5 menit. Gedung SD Negeri 23 OKU selesai dibangun pada tahun 2003 yang mana Kepala Sekolahnya saat ini Bernama Sawirulyati, S.Pd. M.Si, memiliki 12 ruang belajar, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, dan 1 ruang guru serta memiliki 1 ruangan laboratorium IPA yang terletak diruang belajar kelas V, dikarenakan kurang nya ruang yang tersedia.           

B.   Sumber Belajar Yang Digunakan di SD Negeri 23 OKU
Dari hasil observasi di SD Negeri 23 OKU, kami simpulkan bahwa sumber belajar yang digunakan adalah:
a.    Sumber Belajar By Design, berupa Koperasi Sekolah, Buku Pelajaran, Alat Peraga IPA dan IPS.
b.    Sumber Belajar By Utilization, berupa ruang kelas, perpustakaan, Laboratorium IPA.

SUMBER BELAJAR
BY DESIGN BY UTILIZATION


A.      Pengertian By Design By Utilization
Menurut AECT (Association of Educational Communication and Technology), sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa.
Ditinjau berdasarkan tujuan pembuatannya sumber belajar diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu sumber belajar resouces by design (sumber belajar yang dirancang) yaitu sumber belajar yang memang segaja dibuat untuk pembelajaran contohnya buku pelajaran, modul, program audio, trasparansi (OHT), koran dan majalah, CD pembelajaran, Alat peraga IPA dan IPS dan lain sebagainya.
Sedangkan jenis sumber belajar resouces by utilization (sumber belajar yang dimanfaatkan) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namum dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran contohnya pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, papan tulis yang berbentuk persegi panjang, kaca jendela (dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam percobaan sistem pernafasan), dan lain-lain.

B.       Fungsi-fungsi  Sumber Belajar
Sumber belajar memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai beikut :
1)        Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan mengurangi guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2)        Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisonal, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3)        Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, dengan cara perancangan program pembelajaran yang lebih sistemastis, efektif dan pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4)        Lebih memantapkan pembelajaran, dengan cara meningkatkan sumber belajar, penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

C.      Kriteria Sumber Belajar
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria yaitu sebagai berikut :
1.    Ekonomis, tidak harus terpatok dengan harga yang mahal.
2.    Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang rumit.
3.    Mudah, dekat dan tersedia di sekita lingkungan kita.
4.    Fleksibel, dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksional.
5.    Sesuai dengan tujuan mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

D.      Hasil Observasi di SD Negeri 23 OKU
A.    Profil  SD Negeri 23 OKU
Nama Sekolah             : SD Negeri 23 OKU
Alamat                        : Kelurahan Bindung Langit Kemelak
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu.      
SD Negeri 23 OKU yang berlokasi di Jl.A.Yani Kelurahan Kemelak Bindung Langit Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu, dengan jarak tempuh kurang lebih 5 menit. Gedung SD Negeri 23 OKU selesai dibangun pada tahun 2003 yang mana Kepala Sekolahnya saat ini Bernama Sawirulyati, S.Pd. M.Si, memiliki 12 ruang belajar, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, dan 1 ruang guru serta memiliki 1 ruangan laboratorium IPA yang terletak diruang belajar kelas V, dikarenakan kurang nya ruang yang tersedia.           

B.   Sumber Belajar Yang Digunakan di SD Negeri 23 OKU
Dari hasil observasi di SD Negeri 23 OKU, kami simpulkan bahwa sumber belajar yang digunakan adalah:
a.    Sumber Belajar By Design, berupa Koperasi Sekolah, Buku Pelajaran, Alat Peraga IPA dan IPS.
b.    Sumber Belajar By Utilization, berupa ruang kelas, perpustakaan, Laboratorium IPA.

DAFTAR PUSTAKA

http://bintangsitepu.wordpress.com, diunduh  Sep 30 ,2012 10:32
http://wijayalabs.multiply.  Wijaya, Sep 30 ,2012 10:32





Penelitian Expost Facto



PENELITIAN EXPOST FACTO
A.      Pengertian Penelitian Expost Facto
Penelitian pada hakikatnya mencari jawaban atas masalah yang menuntut jawaban yang benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran yang logis menurut penalaran manusia dan didukung oleh fakta empiris. Expos Facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Expost Facto sebagai metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.
Pada eksperimen, peneliti dituntut memberikan perlakuan variabel bebas, sedangkan pada penelitian expost facto peneliti tidak dituntut memberikan perlakuan variabel bebas, namun pengukuran efek dari variabel bebas pada variabel terikat dari eksperimen maupun ekspost facto tetap dilakukan.
Metode expost facto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin bahwa perlakuan variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat diteliti dengan metode eksperimen. Dalam banyak variabel bebas dalam pendidikan tidak dapat dimanipulasikan oleh peneliti secara langsung (eksperimen).
Dengan demikian penelitian expost facto dapat mengkaji hubungan dua variabel bebas atau lebih dalam waktu yang bersamaan untuk menentukan efek variabel bebas tersebut pada variabel terikat.
B.       Perbedaan Ekspost Facto dan Eksperimen
Dalam uraian diatas telah disinggung beberapa kesamaan dan perbedaan expost facto dan ekperimen. Kedua penelitian ini sama-sama berusaha menemukan dan mengungkapkan atau menentukan hubungan antara variabel-variabel dalam data hasil penelitian. Oleh sebab itu persamaan logika dasar dari kedua penelitian tersebut terutama dalam menetapkan masalah dan variabel serta kaitan antara variabel satu dengan variabel lainnya seperti variabel bebas dengan variabel terikat.
Logika lain adalah kesamaan dalam pendekatan penelitian, yakni membandingkan dua kelompok yang serupa dalam semua karakteristik kecuali satu, agar dapat mengukur efek dan karakteristik tersebut. Dengan demikian banyak informasi yang ditemukan dalam eksperimen terdapat atau ditemukan juga dalam expost facto. Kedua penelitian juga dapat menguji hipotesis mengenai hubungan variabel bebas dengan vaiabel terikat.
Beberapa perbedaan  dari kedua penelitian tersebut nampak dalam hal teknik perolehan data atau informasi dan kesahihan temuan penelitian. Dengan eksperimen, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih meyakinkan dan akurat untuk hubungan kausal atau fungsional antara variabel-variabel daripada penelitian expost facto. Pengaruh variabel ekstra dalam eksperimen dikontrol oleh kondisi eksperimen dan variabel dimanipulasi oleh peneliti secara langsung untuk menyakinkan atau memanipulasi oleh peneliti secara variabel terikat.
Kelemahan temuan expost facto, peneliti tidak dapat menyimpulkan secara sahih, penyebab perbedaan presentasi belajar dari siswa dengan motivasi tinggi dan motivasi rendah, sebab kedua kelompok tersebut mungkin telah dipengaruhi oleh faktor ketiga, misalnya inteligensi, prestasi sebelumnya, dan lain-lain. Berbeda halnya dengan temuan eksperimen, kesimpulan akal lebih sahih sebab peneliti dapat mengontrol kondisi kelas melalui randomasi dan melalui manipulasi peneliti secara langsung dalam hal pemberian motivasi.

C.      Prosedur Expost Facto
Untuk menjelaskan bagaimana prosedur penelitian ekspost facto dilaksanakan, berikut ini akan dikemukakan sebuah contoh :
Peneliti ingin melihat pengaruh atau hubungan motivasi belajar terhadap atau dengan prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin siswa. Variabel motivasi belajar siswa telah ada pada diri siswa itu sendiri hanya tinggal mengukurnya. Artinya, telah terjadi sebelumnya tanpa harus dilakukan manipulasi oleh peneliti. Jenis kelamin siswa telah jelas, tinggal memilih dan mengelompokkan menjadi dua kategori yakni pria dan wanita. Prestasi belajar siswa bisa dilakukan pengukuran dan bisa dilakukan pengukuran dan bisa pula menggunakan data prestasi yang telah ada di sekolah, mislanya nilai ulangan atau nilai rapot, dan sebagainya. Siswa dipilih untuk kelas tertentu sebanyak yang diperlukan dengan jumlah yang sama antara siswa pria dan siswa wanita.
Motivasi belajar dapat ditempatkan sebagai variabel bebas utama, jenis kelamin ditempat fungsinya sebagai variabel kontrol, dan presentasi belajar sebagai variabel terikat.
Variabel Bebas (X)
Motivasi Belajar (X)
Variabel Kontrol
(Jenis Kelamin)
Pria (X1)
Wanita (X2)
Variabel terikat (Y)
Prestasi belajar
Y1
Y2

Analisis hubungan dapat dilakukan anatar skor rata-rata hasil pengukuran motivasi belajar X dengan rata-rata skor hasil pengukuran prestasi belajar Y. Lebih dari itu dapat pula dilakukan analisis hubungan antara skor rata-rata hasil pengukuran motivasi belajar siswa pria (X1) dengan skor rata-rata hasil pengukuran presentasi belajar siswa pria (Y1). Hal  yang sama juga terhadap siswa wanita, yakni hubungan antara X2 dan Y2. Disamping itu peneliti dapat juga membandingkan motivasi belajar siswa pria dan wanita (X1 dengan X2) dan perbedaan prestasi belajar siswa pria dengan wanita (Y1 dengan Y2).
Langkah-langkah di atas hanya sekedar contoh, yang pengembangannya lebih lanjut tentu saja sesuai dengan langkah dan prosedur penelitian sebagaimana mestinya seperti perumusan masalah dan tujuan penelitian, telaahan pustaka dan kerangka pemikiran untuk menyusun hipotesis, verifikasi data (metode dan instrumen sampel, teknik analisis data), menguji hipotesis, menarik kesimpulan penelitian.
Penelitian expost facto lebih rendah daripada eksperimen, oleh sebab itu beberapa ilmuwan ada yang mengatakan bahwa metode ini tidak layak digunakan karena hasilnya bisa menyesatkan. Keterbatasan ekspost facto terletak dalam metodologinya, mengingat tidak ada kontrol dan tanpa perlakuan secara langsung pada variabel terikat.
Di lain pihak banyak pula ilmuwan yang menyatakan bahwa penelitian expost facto justru lebih layak digunakan dalam penelitian Ilmu Sosial dan Pendidikan, mengingat tidak semua variabel penelitian dapat dilakukan melalui eksperimen, bahkan sedikit sekali kemungkinan pengguna metode eksperimen.
Variabel-variabel intelegensi, sosial, ekonomi, peranan orang tua dalam pendidikan, sikap dan motivasi belajar, latar belakang keluarga, kepribadian guru, suasanan sekolah, tidak dapat dimanipulasi secara langsung melalui eksperimen.
Masalah-masalah pendidikan seperti penyimpang ekstim dalam tingkah laku kelompok dan efeknya terhadap prestasi belajar, keputusan administrasi upaya meningkatkan jumlah kualitas guru dan efeknya terhadap kualitas pendidikan, dan masalah lain yang serupa hanya bisa dilakukan melalui expost facto. Menghindari penggunaan penelitian expost facto dalam penelitian pendidikan nampaknya tidak dapat dilakukan. Sebaliknya penelitian ekperimen murni dalam pendidikan semakin terbatas.