PENELITIAN EXPOST FACTO
A.
Pengertian
Penelitian Expost Facto
Penelitian pada hakikatnya mencari
jawaban atas masalah yang menuntut jawaban yang benar, setidak-tidaknya
mendekati kebenaran yang logis menurut penalaran manusia dan didukung oleh
fakta empiris. Expos Facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang
dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian
ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau
suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Expost
Facto sebagai metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi
variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu
memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.
Pada eksperimen, peneliti dituntut
memberikan perlakuan variabel bebas, sedangkan pada penelitian expost facto peneliti
tidak dituntut memberikan perlakuan variabel bebas, namun pengukuran efek dari variabel
bebas pada variabel terikat dari eksperimen maupun ekspost facto tetap
dilakukan.
Metode expost facto dapat dilakukan
apabila peneliti telah yakin bahwa perlakuan variabel bebas telah terjadi
sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak
semua masalah pendidikan dapat diteliti dengan metode eksperimen. Dalam banyak
variabel bebas dalam pendidikan tidak dapat dimanipulasikan oleh peneliti
secara langsung (eksperimen).
Dengan demikian penelitian expost facto
dapat mengkaji hubungan dua variabel bebas atau lebih dalam waktu yang
bersamaan untuk menentukan efek variabel bebas tersebut pada variabel terikat.
B.
Perbedaan
Ekspost Facto dan Eksperimen
Dalam
uraian diatas telah disinggung beberapa kesamaan dan perbedaan expost facto dan
ekperimen. Kedua penelitian ini sama-sama berusaha menemukan dan mengungkapkan
atau menentukan hubungan antara variabel-variabel dalam data hasil penelitian.
Oleh sebab itu persamaan logika dasar dari kedua penelitian tersebut terutama
dalam menetapkan masalah dan variabel serta kaitan antara variabel satu dengan
variabel lainnya seperti variabel bebas dengan variabel terikat.
Logika
lain adalah kesamaan dalam pendekatan penelitian, yakni membandingkan dua
kelompok yang serupa dalam semua karakteristik kecuali satu, agar dapat
mengukur efek dan karakteristik tersebut. Dengan demikian banyak informasi yang
ditemukan dalam eksperimen terdapat atau ditemukan juga dalam expost facto.
Kedua penelitian juga dapat menguji hipotesis mengenai hubungan variabel bebas
dengan vaiabel terikat.
Beberapa
perbedaan dari kedua penelitian tersebut
nampak dalam hal teknik perolehan data atau informasi dan kesahihan temuan
penelitian. Dengan eksperimen, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih
meyakinkan dan akurat untuk hubungan kausal atau fungsional antara
variabel-variabel daripada penelitian expost facto. Pengaruh variabel ekstra
dalam eksperimen dikontrol oleh kondisi eksperimen dan variabel dimanipulasi
oleh peneliti secara langsung untuk menyakinkan atau memanipulasi oleh peneliti
secara variabel terikat.
Kelemahan
temuan expost facto, peneliti tidak dapat menyimpulkan secara sahih, penyebab
perbedaan presentasi belajar dari siswa dengan motivasi tinggi dan motivasi
rendah, sebab kedua kelompok tersebut mungkin telah dipengaruhi oleh faktor
ketiga, misalnya inteligensi, prestasi sebelumnya, dan lain-lain. Berbeda
halnya dengan temuan eksperimen, kesimpulan akal lebih sahih sebab peneliti
dapat mengontrol kondisi kelas melalui randomasi dan melalui manipulasi
peneliti secara langsung dalam hal pemberian motivasi.
C.
Prosedur
Expost Facto
Untuk
menjelaskan bagaimana prosedur penelitian ekspost facto dilaksanakan, berikut
ini akan dikemukakan sebuah contoh :
Peneliti
ingin melihat pengaruh atau hubungan motivasi belajar terhadap atau dengan
prestasi belajar berdasarkan jenis kelamin siswa. Variabel motivasi belajar
siswa telah ada pada diri siswa itu sendiri hanya tinggal mengukurnya. Artinya,
telah terjadi sebelumnya tanpa harus dilakukan manipulasi oleh peneliti. Jenis
kelamin siswa telah jelas, tinggal memilih dan mengelompokkan menjadi dua kategori
yakni pria dan wanita. Prestasi belajar siswa bisa dilakukan pengukuran dan
bisa dilakukan pengukuran dan bisa pula menggunakan data prestasi yang telah
ada di sekolah, mislanya nilai ulangan atau nilai rapot, dan sebagainya. Siswa
dipilih untuk kelas tertentu sebanyak yang diperlukan dengan jumlah yang sama
antara siswa pria dan siswa wanita.
Motivasi
belajar dapat ditempatkan sebagai variabel bebas utama, jenis kelamin ditempat
fungsinya sebagai variabel kontrol, dan presentasi belajar sebagai variabel
terikat.
Variabel
Bebas (X)
|
Motivasi
Belajar (X)
|
|
Variabel
Kontrol
(Jenis
Kelamin)
|
Pria
(X1)
|
Wanita
(X2)
|
Variabel
terikat (Y)
Prestasi
belajar
|
Y1
|
Y2
|
Analisis
hubungan dapat dilakukan anatar skor rata-rata hasil pengukuran motivasi
belajar X dengan rata-rata skor hasil pengukuran prestasi belajar Y. Lebih dari
itu dapat pula dilakukan analisis hubungan antara skor rata-rata hasil
pengukuran motivasi belajar siswa pria (X1) dengan skor rata-rata
hasil pengukuran presentasi belajar siswa pria (Y1). Hal yang sama juga terhadap siswa wanita, yakni
hubungan antara X2 dan Y2. Disamping itu peneliti dapat
juga membandingkan motivasi belajar siswa pria dan wanita (X1 dengan
X2) dan perbedaan prestasi belajar siswa pria dengan wanita (Y1
dengan Y2).
Langkah-langkah
di atas hanya sekedar contoh, yang pengembangannya lebih lanjut tentu saja
sesuai dengan langkah dan prosedur penelitian sebagaimana mestinya seperti
perumusan masalah dan tujuan penelitian, telaahan pustaka dan kerangka
pemikiran untuk menyusun hipotesis, verifikasi data (metode dan instrumen
sampel, teknik analisis data), menguji hipotesis, menarik kesimpulan
penelitian.
Penelitian
expost facto lebih rendah daripada eksperimen, oleh sebab itu beberapa ilmuwan
ada yang mengatakan bahwa metode ini tidak layak digunakan karena hasilnya bisa
menyesatkan. Keterbatasan ekspost facto terletak dalam metodologinya, mengingat
tidak ada kontrol dan tanpa perlakuan secara langsung pada variabel terikat.
Di
lain pihak banyak pula ilmuwan yang menyatakan bahwa penelitian expost facto
justru lebih layak digunakan dalam penelitian Ilmu Sosial dan Pendidikan,
mengingat tidak semua variabel penelitian dapat dilakukan melalui eksperimen,
bahkan sedikit sekali kemungkinan pengguna metode eksperimen.
Variabel-variabel
intelegensi, sosial, ekonomi, peranan orang tua dalam pendidikan, sikap dan
motivasi belajar, latar belakang keluarga, kepribadian guru, suasanan sekolah,
tidak dapat dimanipulasi secara langsung melalui eksperimen.
Masalah-masalah
pendidikan seperti penyimpang ekstim dalam tingkah laku kelompok dan efeknya
terhadap prestasi belajar, keputusan administrasi upaya meningkatkan jumlah
kualitas guru dan efeknya terhadap kualitas pendidikan, dan masalah lain yang
serupa hanya bisa dilakukan melalui expost facto. Menghindari penggunaan
penelitian expost facto dalam penelitian pendidikan nampaknya tidak dapat
dilakukan. Sebaliknya penelitian ekperimen murni dalam pendidikan semakin
terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar